Seringkali
tanpa sadar banyak orang mengeluarkan kata-kata atau melakukan tindakan
yang dapat mempermalukan golongan orang tertentu. Perbedaan yang ada
pada diri seseorang kerap menjadi bahan olokan yang kemudian dikenal
dengan istilah shaming. Berbagai jenis shaming muncul
tak hanya di kehidupan nyata tapi juga merambat hingga ke dunia maya
lewat berbagai platform digital seperti media sosial. Lantas, apa saja
berbagai jenis shaming yang kerap terjadi kini? Berikut adalah ulasan lengkapnya!
1. Physical Shaming
Sumber: yesloveyourself.com
Jenis shaming yang paling umum terjadi adalah hinaan fisik, atau body shaming (mempermalukan
tubuh). Para wanita sering disebut gemuk, sehingga mereka malu-malu
menunjukan tubuh mereka. Selain berat badan, hinaan rona kulit yang
gelap juga cukup sering terdengar di media sosial. Yang mengkhawatirkan
adalah ketika korban body shaming melakukan
upaya tidak sehat untuk mencapai “kecantikan” atau “ketampanan” ideal.
Satu hal yang harus diingat adalah lebih baik menjalankan pola hidup
sehat ketimbang melakukan cara-cara tidak sehat agar sekadar tampil
menarik di media sosial. Penyanyi terkenal seperti Adele, Lady Gaga, dan
Demi Lovato juga tidak segan untuk menyentil balik orang-orang yang
menghina fisik mereka.
Munculnya physical shaming ini
memiliki kaitan erat dengan penggambaran publik akan bentuk fisik
tertentu akibat pengaruh media. Pastinya kamu tidak jarang dong melihat
para selebriti maupun figur-figur yang memamerkan bentuk tubuh idaman
langsing dan kekar dengan imbuhan kekinian #bodygoals.
Tanpa disadari, hal ini bisa menyebabkan orang lain mengalami distorsi
bentuk fisik yang mengidamkan visual rupawan dan sesuai dengan
ekspektasi publik agar bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat.
Padahal setiap orang sudah lahir dan diciptakan dalam bentuk terbaik
masing-masing dengan keunikan yang istimewa.
2. Hobby Shaming
Sumber: yesloveyourself.com
Beruntunglah
orang-orang yang memiliki hobi sehingga tidak menghabiskan waktunya
untuk mengusik orang lain. Sayangnya, di media sosial ada orang-orang
yang tanpa alasan yang jelas melakukan aksi nyinyir ke hobi orang lain.
Ini dia yang kemudian dikenal dengan istilah hobby shaming. Aksi nyinyir pada hobi dapat menghalangi potensi seseorang karena tiap orang punya passion yang berbeda. Tiap orang memiliki karunia berupa kemampuan yang berbeda-beda, jangan sampai passion dan
talenta kita di sebuah bidang yang kita cintai malah kita tinggal
karena takut dicibir orang lain. Ingatlah kata-kata Steve Jobs, sang
pendiri Apple, “Jangan biarkan berisiknya opini orang lain
menenggelamkan kata hatimu.”
3. Sexual Orientation Shaming
Sumber: yesloveyourself.com
Selanjutnya jenis shaming yang
sudah lama ada dan dikenal dengan berbagai nama di tengah masyarakat.
Di media sosial banyak yang terang-terangan menghina orang-orang yang
memiliki orientasi seksual yang berbeda. Di Indonesia sendiri sempat ada
usaha untuk mengkriminalisasi pasangan sesama jenis, sementara di
negara-negara seperti Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan
Finlandia, justru sudah ada perlindungan hukum bagi pasangan-pasangan
tersebut. Untungnya, makin banyak figur berprestasi yang memiliki
orientasi seksual berbeda dan mulai angkat suara, sebut saja Tim Cook
yang menjabat sebagai CEO Apple, Sam Smith yang memenangkan Oscar dan
Grammy, dan presenter terkenal Ellen DeGeneres. Berbagai perusahaan
teknologi seperti Google, Facebook, dan Microsoft juga melakukan upaya
untuk mengurangi diskriminasi pada mereka yang memiliki orientasi
seksual berbeda.
4. Gender Shaming (Sexism)
Sumber: yesloveyourself.com
Seksisme
adalah melakukan diskriminasi atau merendahkan orang lain berdasarkan
gender yang ia miliki, terutama bila orang itu dianggap tidak
menjalankan sesuatu yang diharapkan masyarakat, akibatnya timbul
perilaku ikut campur atau menghakimi pada pilihan pribadi orang lain.
Seksisme kerap menimpa kaum hawa, dan dapat menghambat mereka untuk
berprestasi karena anggapan akan perempuan harus fokus pada pekerjaan
rumah tangga dan cukup menjadi pendamping saja.
Sikap
seperti itu dikhawatirkan membuat perempuan ragu-ragu untuk melanjutkan
karir atau pendidikannya. Sebagai contoh, masih ada anggapan bahwa
perempuan harusnya tidak sekolah tinggi-tinggi dan tidak boleh menjadi
pemimpin. Di media sosial pun masih sering ditemukan ketika perempuan
dihakimi bila memakai baju terbuka atau ketika tidak memakai baju
tertutup seperti yang diharapkan warganet. Belakangan ini, figur-figur
terkenal di dunia mulai mengadakan kampanye agar para perempuan lebih
percaya diri dalam berkarir, salah satunya Lean In yang dipimpin oleh
Sheryl Sandberg, petinggi Facebook.
0 Komentar untuk "4 Jenis Shaming yang Tanpa Sadar Sering Dilakukan Banyak Orang"