Doni Monardo, Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menegaskan pemerintah Indonesia tidak akan menerapkan opsi lockdown atau karantina wilayah demi mencegah penyebaran virus corona. Pemerintah menilai kebijakan lockdown yang sudah diterapkan oleh beberapa negara lain nyatanya menimbulkan dampak baru.
Hal
tersebut juga serupa dengan apa yang dikatakan oleh Yasonna Laoly,
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia jika pemerintah Indonesia tidak
memikirkan opsi lockdown dalam mengatasi pandemi COVID-19. Hal
ini juga mempertimbangkan dan belajar dari pengalaman beberapa negara
yang gagal dalam menerapkan lockdown.
Ilustrasi jumlah terdampak corona. (Sumber: Screenshot)
Presiden
Jokowi lebih memilih untuk menerbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai payung hukum dalam
penanganan dan pencegahan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ia
juga menerbitkan Peraturan Pemerintah 21/2020, dan Presiden juga
menerbitkan Keppres Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Membicarakan soal lockdown,
ternyata tak semua negara yang menerapkan aturan itu berhasil memerangi
penyebaran pandemi virus COVID-19. Beberapa negara bahkan sampai gagal
yang diindikasikan dari tingkat kematian yang justru semakin meninggi
hingga kekacuan di dalam negera.
1. Italia
Suasana sepi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. (Sumber: Reuters/Guglielmo Mangiapane).
Hingga
saat ini, negara Italia masih menjadi negara dengan jumlah kematian
yang paling tinggi akibat virus COVID-19 jika dibandingkan dengan
negara-negara lain yang juga tercatat banyak mengalami kasus infeksi
virus. Italia sebelumnya juga sudah melakukan lockdown sebagai langkah atau upaya pencegahan penyebaran virus yang semakin meluas.
Perdana
Menteri Italia, Giuseppe Conte dilansir CNBC Internasional telah
memberikan keterangan jika keadaan Italia bahkan sudah berada di titik
tertinggi wabah. Tak hanya itu, Italia sendiri bahkan sudah memprediksi
akan ada lonjakan kasus di bagian Selatan dalam beberapa hari ke depan.
Apalagi, wilayah itu kurang berkembang dan dinilai kurang siap untuk
merespons wabah.
2. Amerika Serikat
Ilustrasi lockdown. (Sumber: pexels)
Tak hanya Italia, Amerika Serikat juga menjadi negara yang gagal melakukan lockdown.
Donald Trump, Presiden Amerika bahkan sudah menerapkan kebijakan
karantina wilayah parsial di 30 negara bagian seperti Alaska,
California, Colorado, Connecticur, Delaware, Hawaii, Idaho, Illinois,
Indiana, Kansas, Kentucky, Louisiana, New York, Mexico, New Jersey, dan
juga Washington.
Tak
hanya itu, Trump dan jajarannya bahkan memerintahkan orang-orang yang
sebelumnya datang ke New York, sebelum pemberlakuan karantina, melakukan
swakarantina di rumah masing-masing. Dilansir Washington Post, Deborah
Birx, Koordinator Gugus Tugas Corona AS menyatakan New York diketahui
telah menyumbang 60% dari seluruh kasus baru di Amerika Serikat.
3. Prancis
Lockdown Prancis. (Sumber: Breakingnews)
Sebelumnya, Presiden Prancis, Emmanunel Macron sempat melakukan lockdown selam
dua pekan. . Ia bahkan mengerahkan 100.000 tentara yang akan berjaga
dan mengancam warganya dengan denda jika sampai melanggar. Walau
demikian, ternyata keputusannya tersebut berdampak kegagalanSalah
satunya adalah adanya banyak pelanggaran yang dilakukan oleh warga.
Masih ada banyak keluarga ataupun individu-individu yang terlihat
berjalan-jalan di taman walaupun sudah dilarang. Tak hanya hal itu, ada
juga pelanggaran tentang ketentuan mengantre dengan jarak satu meter di
lini usaha.
Menteri
Dalam Negeri, Christophe Castaner bahkan semakin menekan orang-orang
yang melanggar dan memperingatkan untuk tidak berusaha mencuri
masker-masker bedah dari rumah sakit. Ia juga akan menindak tegas siapa
pun yang terlibat dalam perdagangan Alat Perlindungan Diri (ADP). Walau
sudah memberlakukan lockdown hingga akan menindak tegas para pelanggar, Prancis tetap masih memiliki angka kematian yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 28%.
4. Spanyol
Suasana sepi di Spanyol. (Sumber: Reuters/Sergio Perez).
Pedro Sanchez, Perdana Menteri Spanyol sebelumnya memang sudah memberlakukan lockdown selama dua pekan. Walau sebelumnya sudah diberlakukan, tampaknya lockdown harus
diperpanjang dan diperketat lagi. Hal tersebut dikarenakan pemerintah
melaporkan adanya 832 kasus kematian baru akibat virus corona hanya
dalam waktu semalam.
Negara
Spanyol merupakan negara Eropa kedua yang memiliki dampak terbanyak
akibat virus corona setelah Italia. Dengan adanya kenaikan angka
kematian, akhirnya Spanyol memberlakukan perpanjangan lockdown yang berlangsung sejak 30 Maret hingga 9 April mendatang.
5. India
Lockdown India. (Sumber: India TV)
Sebagai
salah satu negara berkembang, India telah menerapkan kebijakan
karantina wilayah selama 21 hari sejak Selasa (24/3/2020). Sayangnya,
upaya karantina wilayah yang diharapkan dapat menekan penyebaran virus
corona akhirnya malah menjadi tragis. Hal ini ditandai dengan alur
pasokan yang berantakan, para pekerja informal banyak kehilangan
pekerjaan hingga banyak juga tunawisma yang kelaparan.
Tak hanya itu, para upah harian pun terpaksa harus keluar rumah dan berjalan dari kota ke desa karena tak memiliki uang serta makanan. Selain di bidang perekonomian, sistem kesehatan di India juga tidak bisa memberikan respon yang baik. Mantan Sekretaris Kesehatan india, Keshav Desiraju bahkan mengungkapkan jika India belum cukup banyak berinvestasi di sektor kesehatan. Dilansir Channel News Asia, Sekretaris Kabinet, Rajiv Gauba menyampaikan karena keadaan yang telah terjadi, maka tak akan ada lagi perpanjangan lockdown bagi India.
0 Komentar untuk "5 Negara di Dunia Ini Gagal Lakukan Lockdown"